Langsung ke konten utama

Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus

Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus

Haiii bersua lagi di pada kesempatan ini kita akan melakukan pembahasan "Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus" secara jelas, ayo simak sedetilnya ...

Teknik Menulis Jurnalistik Modern dengan Teknik Reportase, Wawancara, Bahasa Jurnalistik.

PANITIA sebuah pelatihan kewartawanan meminta aku mengisi materi dengan tema "Teknik Menulis Jurnalistik Modern" dengan Teknik Reportase dan Wawancara serta Bahasa Jurnalistik.

Ada catatan di kurung: media cetak, blog, dan media sosial. Kayaknya panitia berdoa aku bicara atau memberi materi tentang cara memahat di media cetak, blog, dan media sosial.

Cukup lengkap. Waktu pelatihan one day alias sehari penuh. Gak penuh-penuh amat sih, berangkat jam 09.00 s.d. 16.00 WIB.

Urutan materinya sebagai berikut:

  1. Teknik Reportase dan Wawancara
  2. Bahasa Jurnalistik
  3. Teknik Menulis Jurnalistik Modern (Media Cetak, Blog, dan Media Sosial)

Mungkin, yang dimaksud kewartawanan futuristik merupakan kewartawanan masa kini, terkait dengan jurnalisme era internet, yakni Jurnalistik Online.

Saya akan bocorkan kepada Anda intisari (pointers) materi yang aku siapkan buat aku sampaikan di pelatihan tersebut.

Teknik Reportase

Teknik pelaporan merupakan cara mencari, menemukan, atau memobilisasi benih buletin (news gathering/collecting). Ini pekerjaan elementer wartawan.

Sebelum memahat berita, jurnalis melakukan peliputan (meliput peristiwa) buat memobilisasi data sebagai berikut:

  1. What - Apa yang terjadi, peristiwa apa.
  2. Who - Siapa pelaku atau orang-orang yang terlibat di peristiwa itu.
  3. When - Kapan
  4. Where - Di mana
  5. Why - Kenapa, mengapa terjadi, apa penyebabnya, naon latar belakangna?
  6. How - Bagaimana pernik kejadiannya.

Jika perlu, unsur 5W1H tersebut ditambah dengan WHAT NEXT dan/atau SO WHAT?

Ada teknik reportase:

  1. Observasi - Terjun langsung ke lokasi peristiwa, melihat langsung kejadian.
  2. Riset Data -  Membuka dokumen atau arsip data & fakta peristiwa.
  3. Wawancara - Menggali penjelasan dari narasumber: pelaku, korban, saksi, pengamat, dsb.


Teknik Wawancara

Teknik dengar pendapat dibagi di tiga tahap:

  1. Persiapan - Menentukan tema/topik, menyusun daftar pertanyaan, memastikan narasumber, nyiapin alat rekam (recorder) dan memastikannya berfungsi dengan baik.
  2. Pelaksanaan - Ajukan perbahasan secara ringkas, ahad perbahasan ahad kesempatan bertanya, jangan "menggurui" atau menentang pendapat narasamber --wawancara bukan debat, tapi menggali informasi!
  3. Penyajian - Hasil dengar pendapat bisa disajikan di bentuk tanya-jawab (wawancara eksklusif), narasi (mirip artikel opini), atau berita.


Bahasa Jurnalistik

Bahasa kewartawanan di adab Inggris disebut Language Mass Communications (Bahasa Komunikasi Massa) dan Newspaper Language (Bahasa Koran).

Bahasa kewartawanan merupakan adab yang biasa digunakan jurnalis digunakan buat memahat buatan jurnalistik, khsususnya berita, sehingga tulisan ringkas, efektif-efisien, dan mudah dipahami pembaca.

Karakteristik elementer adab kewartawanan merupakan sebagai berikut:

  1. Ringkas - hemat kata, memilah cakap dan kalimat yang ringkas.
  2. Lugas - straight to the point, tak bertela-tele, tak berbunga-bunga, tak bermakna ganda.
  3. Umum - mudah dipahami orang awam, adab sehari-hari namun baku, tak teknis-ilmiah, hindari jargon.
  4. Logis - bentuk kalimat sederhana, dasar, dengan standar kalimat SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan).
  5. Aktif - menghindari kalimat pasif.
  6. Egaliter - memandang semua orang sama; hindari cakap beliau, gunakan cakap ia, dia, dan nya untuk semua orang.


Teknik Menulis Jurnalistik Modern

Jurnalistik futuristik merupakan buatan kewartawanan yang bertemu dengan media baru era internet, yakni media online (website, kedudukan web).

Jurnalistik futuristik menyajikan buletin atau penjelasan faktual bukan hanya di bentuk tulisan (teks) dan coretan (foto/image), tapi juga video, audio, animasi, grafis, link alias multimedia.

Jurnalistik futuristik juga cepat dan update, langsung notifikasi begitu peristiwa terjadi dan buletin ditulis.

Secara teknis penulisn, kewartawanan futuristik mengikuti karakteristik media online, yakni media yang tersaji di halaman web di internet, juga perilaku pembaca (reader behaviour).

Dari produk belajar NN Group dapat disimpulkan, tulisan di media online hendaknya ramah pengguna (user friendly), yaitu:

  1. Scannable - Mudah dipindai
  2. Readable - Mudah dibaca/dipahami
  3. Findable - Mudah ditemukan

Untuk itu, naskah yang disajikan di media internet (situs berita, blog, email, media sosial, juga apikasi WhatsApp dan sejenisnya) hendaknya:

  1. Align Left - rata kiri, bertemu dengan pengalaman pengguna (user experience) dan perilaku pengguna (user behaviour) saat membuka kedudukan web atau menatap layar monitor (screen).
  2. Short Paragraph - gugus kalimat pendek, maksimal panca baris per alinea.
  3. No Indent - tak ada tekuk ke di seperti di media cetak, buku, atau buatan ilmiah.
  4. White Space - ada jarak antar-alinea, ruang putih antar-paragraf.
  5. Highlights - kalimat, bagian, atau cakap kunci tertentu diberi tanda eksklusif buat menarik perhatian, misalnya tebal (bold), miring (italic), warna (color), blok-kutipan (blockquote), dan Heading Tags.

Demikian ringkasan "makalah" tentang  Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus Teknik Reportase, Wawancara, dan Bahasa Jurnalistik. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Begitulah pembahasan "Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus" terimakasih atas kunjungannya

postingan ini ke dalam kategori

postingan ini bersumber dari berbagai artikel yang ada di google searcing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press)

Halo bertemu lagi di pada pertemuan ini penulis akan melakukan pembahasan " Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press) " secara tuntas, ayo simak selengkapnya ... Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press) atas Media Mainstream Dikendalikan Rezim. Word cloud for Watchdog journalism by Fotolia WATCHDOG Journalism (Jurnalisme Pengawas, Jurnalisme Penjaga) adalah aktivitas kewartawanan atau pemberitaan sebagai aplikasi guna "pengawasan sosial" ( social control ) dalam Fungsi Pers bertimbal dengan UU No. 40/1999. Berdasarkan Pasal 33 UU. No. 40 tahun 1999 tentang Pers, guna pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dengan kekuasaan sosial, beserta menjadi badan ekonomi (bisnis). Dalam guna Kontrol Sosial terkandung amanat demokratis. Di dalamnya terdapat unsur-unsur:  Social Participation  (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan), Social Responsibility  (pertanggungjawaban pemerintah terhad

STAI Kharisma Sukabumi Gelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa

Halo bertemu lagi di blog saya akan menjelaskan " STAI Kharisma Sukabumi Gelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa " secara tuntas, ayuk simak selengkapnya ... Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kharisma Cicurug Sukabumi Jawa Barat menggelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa (Student Journalism) di Gedung Aula Kampus 1 STAI Kharisma Cicurug Sukabumi Jumat-Minggu 22-24 Desember 2017. Dengan biaya pendataan Rp200.000, peserta akan mendapatkan wawasan dan kapabilitas publisistik dari para pemateri tingkat nasional plus fasilitas seminar kit, sertifikat, konsumsi, tempat menginap, dan imitasi ataupun aksi langsung. Pemateri penataran pembibitan terdiri dari praktisi dan akademisi jurnalistik, yaitu Haris Sumadiria, Asep Syamsul M. Romli ( Kang Romel ), Ujang Saefullah, Aep Saepuloh, dan Budi Lesmana. Materi penataran pembibitan antara lain dasar-dasar jurnalistik, publisistik corong online, teknik menulis berita dan artikel, serta aksi melantas berupa imitasi pembuatan coro