Langsung ke konten utama

Jurnalisme Umpan Klik: Dramatis, Bombastis, Sensasional

Jurnalisme Umpan Klik: Dramatis, Bombastis, Sensasional

Haiii berjumpa kembali di pada sesi ini saya akan membahas "Jurnalisme Umpan Klik: Dramatis, Bombastis, Sensasional" secara tuntas, ayuk simak selengkapnya ...

Jurnalisme umpan faksi (clickbait journalism) telah keluar dari wilayah jurnalistik. Media-media yang beragama jurnalisme umpan faksi tak bisa dikatakan sebagai corong jurnalistik.

 

WAJAH publisistik online saat ini sungguh angker sekaligus menyebalkan.

Banyak kepala karangan buletin yang berserakan di sirus-situs buletin --dan di-share di corong sosial-- berupa "clickbait" yang merupakan "bentuk terendah kewartawanan corong sosial" (clickbait is the lowest form of social corong journalism).

Mengerikan atas membentak kaidah publisistik yang memihak kepada pembaca. Menyebalkan atas judul-judulnya dramatis, bombastis, dengan sensasional layaknya kewartawanan koran kuning (yellow journalism).

Wartawan alias editor situs-situs buletin saat ini berjibun yang membuat kepala karangan buletin seenaknya, sekenanya, dengan semata-mata berorientasi "klik" --untuk memancing pembaca faksi link berita.

"Headline writing has long been considered a skill but, in the digital age, a new word has become synonymous with online journalism - clickbait," tulis BBC dalam "Clickbait: The changing face of online journalism".

"Jurnalisme clickbait adalah sebuah kemunduran, kembali ke abad 19 " menurut A History of Clickbait: The First 100 Years".

Saya berani mengatakan, kewartawanan umpan faksi (clickbait journalism) telah keluar dari wilayah jurnalistik. Maka, bisa dikatakan, media-media yang beragama kewartawanan umpan faksi tak bisa dikatakan sebagai corong jurnalistik, tapi lebih merupakan corong iklan, yakni "iklan tulisan".

The main reason that newspaper websites use clickbait tactics is to draw in unsuspecting web users for the purpose of advertising. (Clikck Intelligent)

Mereka membuat "berita" bukan bertujuan untuk menyampaikan informasi, melainkan mendapatkan faksi dengan jumlah pengunjung (visitor) alias trafik. Karya publisistik itu menyampaikan informasi (to inform) sedangkan kewartawanan umpan faksi itu bertujuan mendapatkan faksi (to get click) alias trafik.

Judul-judul buletin umpan faksi mayoritas (kalau tak semuanya) berisi penipuan dengan tak menarik. Itulah sebabnya disebut juga "jebakan klik" atas pembaca dijebak alias ditipu.

Pembaca yang cerdas tak akan tergoda untuk membuka link kepala karangan buletin berupa umpan faksi itu. Sudah saatnya dikampanyekan Gerakan Anti-Umpan Klik demi membela publik pembaca dengan menyelamatkan jurnalistik.

Di blog ini saya telah berkali-kali mengulas tentang Clickbait Journalism. Di kampus, di depan para mahasiswa, saya sering katakan jangan berguru atas situs-situs buletin penganut kewartawanan umpan faksi atas hal itu bukan kewartawanan yang baik, bahkan bukan jurnalistik.

Jurnalisme umpan faksi muncul atas pengaruh Media Sosial. Studi tentang akibat corong sosial terhadap kewartawanan alias corong telah berjibun diulas, di antaranya Journalism in the Age Social Media dengan Journalism in a New Era.

Menurut Click Intelligent, lambat-laun corong penganut kewartawanan umpan faksi akan mati. Pembaca lama-kelamaan muak dengan judul-judul buletin yang menjebloskan dengan menipu pembaca. User akan meninggalkan media-media penganut kewartawanan umpan faksi yang identik dengan kewartawanan kuning (yellow journalism) itu. 

Saya tak harus menyebut media-media online yang beragama kewartawanan umpan klik. Anda bisa menemukan sendiri. Ciri baku kewartawanan umpan faksi adalah judul-judul tulisan yang menggunakan bicara penunjuk "ini" alias "begini" dengan bicara seru.

Berikut ini beberapa contoh kepala karangan tulisan umpan klik:

judul umpan klik

judul umpan klik

judul umpan klik

judul umpan klik

judul umpan klik

judul umpan klik

Pembaca, user, alias netizen yang cerdas tak akan kalah sama ikan pada ilustrasi posting di atas. Ikan saja tau kepala karangan umpan klik, masa kita (manusia) tidak? :) Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Begitulah pembahasan "Jurnalisme Umpan Klik: Dramatis, Bombastis, Sensasional" terimakasih atas kunjungannya

artikel ini ke dalam kategori

artikel ini bersumber dari berbagai artikel yang ada di google searcing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press)

Halo bertemu lagi di pada pertemuan ini penulis akan melakukan pembahasan " Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press) " secara tuntas, ayo simak selengkapnya ... Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press) atas Media Mainstream Dikendalikan Rezim. Word cloud for Watchdog journalism by Fotolia WATCHDOG Journalism (Jurnalisme Pengawas, Jurnalisme Penjaga) adalah aktivitas kewartawanan atau pemberitaan sebagai aplikasi guna "pengawasan sosial" ( social control ) dalam Fungsi Pers bertimbal dengan UU No. 40/1999. Berdasarkan Pasal 33 UU. No. 40 tahun 1999 tentang Pers, guna pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dengan kekuasaan sosial, beserta menjadi badan ekonomi (bisnis). Dalam guna Kontrol Sosial terkandung amanat demokratis. Di dalamnya terdapat unsur-unsur:  Social Participation  (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan), Social Responsibility  (pertanggungjawaban pemerintah terhad

Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus

Haiii bersua lagi di pada kesempatan ini kita akan melakukan pembahasan " Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus " secara jelas, ayo simak sedetilnya ... Teknik Menulis Jurnalistik Modern dengan Teknik Reportase, Wawancara, Bahasa Jurnalistik. PANITIA sebuah pelatihan kewartawanan meminta aku mengisi materi dengan tema "Teknik Menulis Jurnalistik Modern" dengan Teknik Reportase dan Wawancara serta Bahasa Jurnalistik . Ada catatan di kurung: media cetak, blog, dan media sosial. Kayaknya panitia berdoa aku bicara atau memberi materi tentang cara memahat di media cetak, blog, dan media sosial. Cukup lengkap. Waktu pelatihan one day alias sehari penuh. Gak penuh-penuh amat sih, berangkat jam 09.00 s.d. 16.00 WIB. Urutan materinya sebagai berikut: Teknik Reportase dan Wawancara Bahasa Jurnalistik Teknik Menulis Jurnalistik Modern (Media Cetak, Blog, dan Media Sosial) Mungkin, yang dimaksud kewartawanan futuristik merupakan kewartawanan masa kini, terkait den

STAI Kharisma Sukabumi Gelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa

Halo bertemu lagi di blog saya akan menjelaskan " STAI Kharisma Sukabumi Gelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa " secara tuntas, ayuk simak selengkapnya ... Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kharisma Cicurug Sukabumi Jawa Barat menggelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa (Student Journalism) di Gedung Aula Kampus 1 STAI Kharisma Cicurug Sukabumi Jumat-Minggu 22-24 Desember 2017. Dengan biaya pendataan Rp200.000, peserta akan mendapatkan wawasan dan kapabilitas publisistik dari para pemateri tingkat nasional plus fasilitas seminar kit, sertifikat, konsumsi, tempat menginap, dan imitasi ataupun aksi langsung. Pemateri penataran pembibitan terdiri dari praktisi dan akademisi jurnalistik, yaitu Haris Sumadiria, Asep Syamsul M. Romli ( Kang Romel ), Ujang Saefullah, Aep Saepuloh, dan Budi Lesmana. Materi penataran pembibitan antara lain dasar-dasar jurnalistik, publisistik corong online, teknik menulis berita dan artikel, serta aksi melantas berupa imitasi pembuatan coro