Langsung ke konten utama

Tips Menulis Berita: Panduan untuk Pemula

Tips Menulis Berita: Panduan untuk Pemula

Halo kembali di pada artikel ini kita akan menjelaskan "Tips Menulis Berita: Panduan untuk Pemula" secara gamblang, ayo simak sedetilnya ...

SAYA tidak tahu apakah tips mencatat buletin di bawah ini dipraktikkan alias tidak bagi jurnalis kita, terutama jurnalis media online.

Pasalnya, buletin di media online bagaikan ditulis "seenaknya" tanpa memperhatikan ajaran baku jurnalistik.

Kayanya, jurnalis media online hanya fokus ala indeks mesin pencari dan besaran kunjungan (pageviews).

Membaca berita-berita media online, terutama di bagian judul, saya punya kesan disiplin jurnalistik pernah tidak lagi diindahkan. Judul-judul umpan klik (clickbait) kian merajalela di situs-situs berita.

Banyak juru berita media online membuat judul bagaikan membuat status di media sosial. Memang itulah buah media kemasyarakatan terhadap jurnalistik.

Saya juga beres bertanya-tanya, apakah abah jurnalistik masih diperlukan saat ini, saat semua orang bisa menjadi jurnalis dengan medium publikasi media kemasyarakatan alias blog.

Saya posting tips mencatat buletin berikut ini sekadar pemilihan sekaligus berbagi dan "berupaya melestarikan disiplin jurnalistik", khususnya pada hal kaidah mencatat berita.

Tips mencatat buletin ini sebenarnya ada 100. Saya "ringkas" sesuai dengan konteks jurnalistik Indonesia menjadi 47 tips mencatat berita.

Jadi, tidak semua tips saya terjemahkan. Tips ini melingkupi kaidah mencatat asas buletin (lead), kaidah mencatat kandungan buletin (body), kaidah editing, dan kaidah penyusunan kalimat.

Tips mencatat buletin di bawah ini saya sadur dari "Hot 100' News Writing Tips" yang dikompilasi oleh Sheryl Swingley dari Ball State University, Indiana, Amerika Serikat.

Cara Menulis Berita: Teras (Lead)

1. Teras buletin --yaitu alinea pertama sebuah berita-- hendaknya ringkas. Maksimal 35 kata.

2. Teras buletin hendaknya ditulis pada satu alias dua perkataan saja.

3. Hindari melakukan asas buletin dengan anasir buletin "when" (kapan) alias "where" (di mana), hanya keduanya merupakan anasir terpenting. Kebanyakan asas buletin dimulai dengan anasir "who" (siapa) dan "what" (apa).

Poin 3 ini ada kalanya dilanggar, khususnya di situs-situs alias media internal instansi/perusahaan. Kita ada kalanya menemukan buletin dimulai dengan: Pada hari Senin coplok 6 Maret 2017 telah diadakan sosialisasi acara baru di Aula Kantor Kanwil Anu.

Jika merujuk ala poin 3 di atas, penulisan yang benar: Kanwil Anu mengadakan sosialisasi acara baru di Aula Kantor, Senin (6/3/2017).

Jadi, awali perkataan di alinea pertama buletin dengan anasir WHO. Rumusnya: SIAPA melancarkan APA, DI MANA, KAPAN, KENAPA, BAGAIMANA. 

Baca Juga: Cara Mudah Menulis Berita 

4. Hindari mengawali asas buletin dengan “there” (ada) alias “this” (ini).

5. Dalam asas buletin atas insiden yang bakal terjadi, anasir waktu, hari (tanggal), dan ruang biasanya ditempatkan di final paragraf.

6.  Dalam asas buletin atas insiden yang pernah lalu, hari (tanggal) kasus biasanya ada sebelum alias sesudah bicara kerja (verb). Kadang-kadang hari (tanggal) ditulis di final awal perkataan pertama alias paragraf, andaikan asas beritanya hanya satu kalimat.

Poin 5 dan 6 di arah sesuai dengan ajaran tata budi Indonesia pada penulisan kalimat: SPOK. Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (Waktu & Tempat). 

7. Gunakan asas kutipan dan pertanyaan secara hemat (kadang-kadang saja).

8. Lima poin pertama di arah merupakan kaidah terbaik pada membuat asas berita.

Cara Menulis Berita: Isi (Body)

9.  Tulis kandungan buletin (detail setelah teras) pada alinea pendek. Maksimum 60 bicara alias kurang dari 10 baris.

10. Paragraf  yang terjadi dari satu berbatas tiga perkataan bertambah disukai pembaca.

11. Tiap alinea hanya berisi satu ide.

12. Ingat, alinea kompak mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca.

Poin 9-12 ini kian penting pada penulisan naskah buletin di media online agar renceng mulut enteng dipindai (scannable) dan renceng mulut pengguna/pembaca (user friendly).

Silakan Baca: Cara Menulis di Website/Media Online

Cara Menulis Berita: Penyuntingan (Editing)

13. Hilangkan bicara "bahwa" bila memungkinkan.

Penggunaan alias penilisan bicara bahwa termasuk melanggar ajaran budi jurnalistik. Kata "bahwa" (that) tidak diperlukan agar hemat bicara (ringkas). 

Misalnya, Bupati mengatakan bahwa air naik disebabkan hujan. Ubah menjadi: Bupati mengatakan air naik disebabkan hujan.

14. Untuk buletin “past event” (peristiwa yang pernah terjadi), catat “Jumat”, BUKAN “Jumat lalu”. Untuk “future event” (peristiwa yang bakal terjadi), catat “Jumat”, BUKAN “Jumat depan” alias “Jumat mendatang”.

Poin 14 ini ada kalanya dilanggar wartawan. Sangat ada kalanya saya menemukan, misalnya, digelar 5 Maret lalu atau diselenggarakan 12 Maret mendatang. 

15. Hilangkan kata-kata bagaikan "ketika ditanya" dan "menyimpulkan". Ini transisi yang lemah. Langsung laporkan/tuliskan saja yang dikatakan narasumber.

16. Selalu periksa (double-check) ejaan nama. Jangan salah mencatat nama!

17. Periksa angka.

18. Pastikan bicara "hanya" ditempatkan dengan akurat pada sebuah kalimat. Penulisan bicara "hanya" bisa membarui makna kalimat.

Satu bicara pada buletin bisa membarui makna sekaligus melangar kode etik jurnalistik poin "tidak mencampurkan opini dan fakta". Kata "hanya" termasuk opini.

19. Tulis. Tulis ulang. Revisi. Tulisa ulang. Revisi. Edit. Revisi. Edit. Edit. Jangan terus publikasi alias kirim ke editor setelah selesai mencatat berita. Versi pertama naskah buletin TIDAK cukup terus naik cetak (publikasi).

Ada ungkapan: tidak ada artikel hebat, hanya penulisan ulang yang hebat (there is no great writing, only great rewriting).

20. Baca naskah buletin dengan bangkar untuk “menangkap” konstruksi perkataan yang tidak logis.

Cara Menulis Berita: Grammar

21. Gunakan bicara ganti “mereka” untuk merujuk ala sebuah tim alias grup.

22. Pastikan bicara kerja alias frasa lainnya "paralel" alias sama pada struktur ketika ada pada cerita alias daftar.

Contoh: Dia berkenan berkebun, memancing, dan berburu. Api menewaskan sekurang-kurangnya 12 orang, melukai 60 lainnya, dan mendorong puluhan warga melompat dari jendela.

23. Gunakan bicara ganti orang ketiga (ia, dia, mereka). Sangat langka memakai bicara ganti orang pertama (saya, Anda). Jangan pula mencatat bicara “beliau”, catat “ia”.

Kata “beliau” biasanya hanya digunakan untik bicara ganti para nabi, khususnya Nabi Muhammad Saw .

24. Gunakan “kata berpasangan” dengan baik: “baik… maupun…”, “jika…. maka…”.

Contoh: “Baik pihak perusahaan atau karyawan datang” (sebaiknya sih, bertambah hemat begini: “Pihak perusahaan dan karyawan datang”.

25. Gunakan perkataan aktif, bukan perkataan pasif. “Pemerintah menaikkan harga BBM”, bukan “Harga BBM dinaikkan pemerintah”. “Majelis Taklim mengadakan pengajian”, bukan “Pengajian diadakan Majelis Taklim”.

Cara Menulis Berita: Lain-Lain

26. Jika ragu-ragu, tinggalkan (When in doubt, leave it out). Informasi yang meragukan, apalagi tidak boleh dikonfirmasi, tinggalkan --jangan diberitakan.

27. Hindari kata-kata vulgar, cabul, kasar, beraroma SARA (menyinggung suku, agama, ras, antargolongan), dan stereotip.

28. Hindari rekognisi ras, hanya bila penting untuk komunikasi.

29. Kebanyakan bicara bahan (adverb) tidak diperlukan.

30. Kebanyakan bicara sifat (adjectives) tidak diperlukan.

Cara Menulis Berita: Tanda Baca

31. Gunakan koma setelah “menurut…”. Misalnya, “Menurutnya, korupsi terjadi karena keserakahan”.

32. Tidak ada koma di antara waktu, tanggal, dan tempat. Kecelakaan itu terjadi pukul 04:32 WIB Senin (21/6) di Tel Aviv.

33. Bila ragu-ragu atas penggunaan koma, tinggalkan saja!

Cara Menulis Berita: Kutipan dan Atribusi

Kutipan berfungsi sebagai penguat, penegas, alias fakta. Dalam buletin radio dikenal dengan istilah soundbait. Di buletin televisi disebut clip.

34. Gunakan atribusi hanya sekali bohlam paragraf.

35. Atribusi diperlukan pada buletin opini –keterangan pemerintah, pendapat ahli, alias lafal narasumber. Atribusi juga diperlukan pada kutipan terus dan kutipan tidak langsung.

36. "Kata" adalah bicara terbaik untuk atribusi. Kata lain boleh digunakan, tetapi harus secara akurat, menggantikan bagaimana benda dikatakan.

“Partai korup harus dihukum,” bicara pengamat politik. “Tapi apakah rakyat berkenan menghukum?” imbuhnya.

Di final kutipan langsung, kata-kata yang biasa digunakan a.l. katanya, ucapnya, ujarnya, tandasnya, tambahnya, imbuhnya, pungkasnya.

 

Cara Menulis Berita: Struktur Kalimat

37. Hindari memakai bicara yang sama dua kali pada kalimat.

38. Jumlah optimum bicara yang digunakan pada sebuah perkataan adalah 14 berbatas 16 kata. Rata-rata pembaca tidak bisa fasih perkataan dengan bertambah dari 40 kata.

39. Ubah satu perkataan bujur menjadi dua alias tiga perkataan yang bertambah pendek. Prinsipnya, bertambah ayu banyak perkataan tapi pendek-pendek daripada satu perkataan panjang.

40. Jika perkataan bujur harus digunakan, tempatkan perkataan kompak sebelum dan sesudahnya.

41. Jangan melakukan alias mengakhiri perkataan dengan bicara "namun". Kata “namun” ditempatkan “dalam” sebuah perkataan –karena ia “kata sambung”.

Tips Menulis Berita: Ejaan

42. Gunakan "Periksa Ejaan" ("Spell Check") di komputer.

43. Periksa ejaan yang akurat di Kamus Bahasa.

Baca: Daftar Kata Baku dan Tidak Baku Bahasa Indonesia

 

Cara Menulis Berita: Kosakata

44. Gunakan kata-kata sederhana --umum dan enteng dipahami. Jangan suah mendorong pembaca buka kamus.

45. Hindari slogan alias istilah teknis (ilmiah) hanya 95 persen alias bertambah pembaca bakal memahaminya. Jika slogan teknis digunakan dan tidak bakal dipahami bagi kebanyakan pembaca, pastikan bentang saban istilah yang digunakan.

46. Jangan suah katakan "kemarin" alias "besok" tanpa disertai coplok agar  tidak membingungkan pembaca, hanya untuk buletin radio dan televisi.

47. Kadang-kadang informasi tidak boleh diverifikasi. Jika ada keraguan atas nama seseorang, catat "polisi mengenali orang itu sebagai John Smith" alias “dia menyebutkan namanya John Smith".

Demikian ikhtisar Tips Menulis Berita sebagai Panduan untuk Pemula.

Wartawan profesional dipastikan pernah fasih dan mengamalkan tips mencatat buletin di atas. Jika tidak, maka membayangkan masih menjadi jurnalis amatiran :) Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Begitulah pembahasan "Tips Menulis Berita: Panduan untuk Pemula" terimakasih atas kunjungannya

postingan ini ke dalam kategori

postingan ini bersumber dari berbagai artikel yang ada di google searcing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press)

Halo bertemu lagi di pada pertemuan ini penulis akan melakukan pembahasan " Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press) " secara tuntas, ayo simak selengkapnya ... Watchdog Journalism Dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press) atas Media Mainstream Dikendalikan Rezim. Word cloud for Watchdog journalism by Fotolia WATCHDOG Journalism (Jurnalisme Pengawas, Jurnalisme Penjaga) adalah aktivitas kewartawanan atau pemberitaan sebagai aplikasi guna "pengawasan sosial" ( social control ) dalam Fungsi Pers bertimbal dengan UU No. 40/1999. Berdasarkan Pasal 33 UU. No. 40 tahun 1999 tentang Pers, guna pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dengan kekuasaan sosial, beserta menjadi badan ekonomi (bisnis). Dalam guna Kontrol Sosial terkandung amanat demokratis. Di dalamnya terdapat unsur-unsur:  Social Participation  (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan), Social Responsibility  (pertanggungjawaban pemerintah terhad

Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus

Haiii bersua lagi di pada kesempatan ini kita akan melakukan pembahasan " Teknik Menulis Jurnalistik Modern Plus " secara jelas, ayo simak sedetilnya ... Teknik Menulis Jurnalistik Modern dengan Teknik Reportase, Wawancara, Bahasa Jurnalistik. PANITIA sebuah pelatihan kewartawanan meminta aku mengisi materi dengan tema "Teknik Menulis Jurnalistik Modern" dengan Teknik Reportase dan Wawancara serta Bahasa Jurnalistik . Ada catatan di kurung: media cetak, blog, dan media sosial. Kayaknya panitia berdoa aku bicara atau memberi materi tentang cara memahat di media cetak, blog, dan media sosial. Cukup lengkap. Waktu pelatihan one day alias sehari penuh. Gak penuh-penuh amat sih, berangkat jam 09.00 s.d. 16.00 WIB. Urutan materinya sebagai berikut: Teknik Reportase dan Wawancara Bahasa Jurnalistik Teknik Menulis Jurnalistik Modern (Media Cetak, Blog, dan Media Sosial) Mungkin, yang dimaksud kewartawanan futuristik merupakan kewartawanan masa kini, terkait den

STAI Kharisma Sukabumi Gelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa

Halo bertemu lagi di blog saya akan menjelaskan " STAI Kharisma Sukabumi Gelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa " secara tuntas, ayuk simak selengkapnya ... Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kharisma Cicurug Sukabumi Jawa Barat menggelar Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa (Student Journalism) di Gedung Aula Kampus 1 STAI Kharisma Cicurug Sukabumi Jumat-Minggu 22-24 Desember 2017. Dengan biaya pendataan Rp200.000, peserta akan mendapatkan wawasan dan kapabilitas publisistik dari para pemateri tingkat nasional plus fasilitas seminar kit, sertifikat, konsumsi, tempat menginap, dan imitasi ataupun aksi langsung. Pemateri penataran pembibitan terdiri dari praktisi dan akademisi jurnalistik, yaitu Haris Sumadiria, Asep Syamsul M. Romli ( Kang Romel ), Ujang Saefullah, Aep Saepuloh, dan Budi Lesmana. Materi penataran pembibitan antara lain dasar-dasar jurnalistik, publisistik corong online, teknik menulis berita dan artikel, serta aksi melantas berupa imitasi pembuatan coro